Minggu, 08 November 2009

Diskusi Burung

Beberapa burung yang berlainan jenis dan karakter mengadakan pertemuan. Dalam pertemuan tersebut mereka sepakat bahwa harus ada seorang raja yang memimpin mereka. Seluruh burung mufakat bahwa tidak ada yang pantas menjadi raja, kecuali burung rajawali.

Burung-burung tersebut mendengar kabar bahwa burung rajawali yang dimaksud berada di sebuah tempat yang sangat jauh. Namun, dorongan kerinduan mereka dan semangat mencari membulatkan tekad mereka serta tetap kukuh untuk pergi ke tempat burung rajawali. Mereka sangat menginginkan mendapat lindungan dari burung rajawali. Mereka menginginkan untuk bisa berkumpul ramai-ramai di tempat kediamannya. Mereka telah siap melayani sang raja burung rajawali. Kian hari bertambah, bertambah pula kerinduan dalam relung jiwa mereka. Mereka bersumpah, “Di tempat mana pun engkau berada, kami akan tetap mencarimu, karena engkau adalah sang raja yang tiada tara!”.

Maka, mereka terbang untuk mengunjungi tampat sang rajawali itu. Di tengah perjalanan mereka mendengar suara gaib, “Kalian jangan membinasakan diri dengan tangan-tangan kalian. Diamalah kalian di tempat, jangan meninggalkan tempat tinggal! Sebab, jika meninggalkan tempat tinggal kalian akan bertambah repot dan akan menghadapi bahaya serta akan menghadapi kebinasaan.

Ketika mendengar suara tersebut, rasa rindu dan kangen mereka semakin menggila. Mereka tidak berhenti namun terus merambah hutan-hutan belantara untuk sampai pada tempat yang dituju. Tiba-tiba muncul bewara, “Di depan kalian ada hutan belantara, gunung yang tinggi, lautan yang ganas, lembah salju yang sangat tinggi temperaturnya, dan tempat yang kadar panasnya tidak normal. Sudah barang tentu kalian tidak akan terhalang meraih yang dicita-citakan. Kalian akan segera dijemput oleh kematian. Jadi, yang paling aman bagi kalian adalah kembali ke tempat semula!” Namun, burung-burung tersebut sama sekali tidak menghiraukan himbauan tersebut. Mereka tidak peduli sama sekali. Mereka melanjutkan perjalanan sambil bersenandung.

Jika yang dicari sangat agung
Kecillah sudah segala rintangan

Kendaraan kesungguhan dan kebulatan hati mendorong mereka untuk terus melangkah. Mereka telah terbelenggu oleh pelana rindu dan dikungkung oleh rasa asyik yang tinggi. Mereka terus semangat mencari sang burung rajawali. Kondisi yang menggoncangkan menimpa mereka. Sebagiaan di antara burung yang berasal dari daerah iklim panas binasa ketika masuk ke daerah yang beriklim dingin. Sedangkan sebagian burung yang berasal dari daerah beriklim dingin mati didaerah yang beriklim panas. Mereka banyak yang tersambar oleh petir dan tersapu oleh angin topan. Sehingga, yang tersisa dan bisa sampai tempat sang raja rajawli tinggal sedikit jumlahnya.

Akhirnya, burung-burung yang tersisa sampailah di depan halaman kediaman burung rajawali itu. Mereka mencari perantara yang dapat menyampaikan tentang kedatangan mereka ke sang raja yang pada saat itu sedang berada di puncak benteng. Ia sedang dikelilingi oleh penjaganya.

Burung-burung itu pun menemukan seorang perantara yang dapat menghadapi sang raja untuk menyampaikan kabar kedatangan mereka. Setelah mendapat kabar kedatangan rombongan burung-burung, burung rajawali menyuruh untuk menanyakan maksud kedatangan mereka ke tempatnya. Burung-burung itu menjawab, “Kami datang untuk meminta rajawali menjadi pemimpin kami.” Lalu dikatakan kepada mereka, “Kalian hanya merepotkan diri! Kami sudah menjadi raja di sini. Saya tidak butuh dengan kalian.”

Ketika mendengar apa yang dikatakan oleh burung rajawali itu, mereka merasa putus asa. Mereka kebingungan, sulit, dan pusing. Namun, mereka tidak patah semangat. Mereka berkata, “Tidak ada jalan untuk kembali. Kekuatan kita telah terkuras habis dan kita telah terhantam oleh cuaca. Kalau kita kembali, sama sekali tidak berarti. Kita harus tetap di sini sampai kita mati!”

Akhirnya burung-burung itu diam dihadapan rumah sang raja. Beberapa di antara mereka ada yang tidak kuat dengan kelaparan, kepanasan, dan kedinginan, sehingga mati. ketika keputus-asaan semakin mewabah kepada mereka, nafas-nafas mereka sudah terasa sesak, tiba-tiba mereka mendapat nafas kelegaan. “Tidak sepantasnya kalian putus asa. Sebab, tidak ada yang putus asa dari rahmat Allah, kecuali orang-orang yang rugi. Jika rasa kaya diri mendorong rasa bangga, kemudian jiwa mendorong untuk toleran menerima. Setelah kalian tahu kadar ketidakmampuan untuk mengenalkan kekuasaan Kami, merupakan keniscayaan kami untuk menyambut kalian dan menenmaptkan kalian. tempat ini adalah tempat kebahagiaan dan persinggahan kalian.”

Dengungan kata-kata di atas menjadikan burung-burung tersebut merasa kegirangan tiada tara. Mereka merasa kegirangan tiada tara. Mereka merasa tenteram dan merasa hidup kembali setelah terpuruk. Mereka yakin terhadap limpahan karunia dan merasa yakin meraih nikmat. Dan mereka bertanya tentang teman-temannya yang tertinggal di perjalanan karena bencana,

"Bagaimana keadaan kaum yang tertinggal oleh bencana dan terjebak di lembah-lembah, sehingga mereka binasa? Apakah darah mereka mendapat penghargaan atau sia-sia?” tanya mereka.

"Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS An-Nisa: 100).

Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup (Yaitu hidup dalam alam yang lain yang bukan alam kita, di mana mereka mendapat kenikmatan di sisi Allah, dan hanya Allah sajalah yang mengetahui bagaimana keadaan hidup mereka itu) tetapi kamu tidak menyadarinya.” (QS Al-Baqarah: 154)

“Apakah ada jalan bagi kami untuk menyaksikan mereka?” tanya burung-burung tersebut.
“Tidak ada, sebab kalian berada dalam hijab keagungan dan tutup kemanusiaan serta terlingkup oleh ajal. Jika kalian telah menghabiskan masa kalian dan berpisah dari tempat kalian, maka kalian akan bisa menemui dan mengunjunginya,” jawab sang rajawali.

Ketika burung-burung tersebut mendengar perkataan tersebut dan merasa senang dengan inayah yang sempurna, keyakinan da kepercayaan mereka semakin sempurnya. Mereka merasa tentram dan siap menghadapi hakikat-hakikat keyakinan dengan kemampuan yang mendalam.


Dimbil dari :
Buku kisah dari buku-buku Imam Al Ghazali, Hasyimi, Isyan Basya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri komentar.